Di dalam Sejarah Melayu dan Hikayat Raja-Raja Pasai, terdapat sebuah hadits yang menyebutkan Rasulullah menyuruh para sahabat untuk berdakwah di suatu tempat bernama Samudra, yang akan terjadi tidak lama lagi di kemudian hari.
“…Pada zaman Nabi Muhammad Rasul Allah salla’llahu ‘alaihi wassalama tatkala lagi hajat hadhrat yang maha mulia itu, maka sabda ia pada sahabat baginda di Mekkah, demikian sabda baginda Nabi: “Bahwa sepeninggalku ada sebuah negeri di atas angin samudera namanya. Apabila ada didengar khabar negeri itu maka kami suruh engkau (menyediakan) sebuah kapal membawa perkakas dan kamu bawa orang dalam negeri (itu) masuk Islam serta mengucapkan dua kalimah syahadat. Syahdan, (lagi) akan dijadikan Allah Subhanahu wa ta’ala dalam negeri itu terbanyak daripada segala Wali Allah jadi dalam negeri itu“….
Kaum sejarawan Melayu memperkirakan
negeri samudra yang dimaksud adalah Kerajaan Samudra Pasai, namun
pendapat ini bukan tidak ada kelemahan, hal ini dikarenakan Kerajaan
Samudra Pasai baru muncul 600 tahun setelah wafatnya Rasulullah.
Muncul dugaan negeri yang dimaksud
adalah sebuah negeri maritim yang dikelilingi samudra, yang mencapai
masa ke-emasan sekitar 50 tahun setelah wafatnya beliau, yang dikenal
dengan nama Sriwijaya.
Sriwijaya dan Dakwah Islam
Terlepas apakah memiliki hubungan dengan
keberadaan Hadis Rasulullah maupun tidak, Nusantara (yang merupakan
daerah dikelilingi Samudra), telah dijadikan lahan dakwah, di masa
ketika Rasulullah masih hidup.
Hal ini bisa dibuktikan dengan
ditemukannya nisan Syeikh Rukunuddin di Barus (Fansur), yang
diperkirakan merupakan salah seorang sahabat Rasulullah.
Dan ketika negeri maritim, (Sriwijaya)
muncul, dakwah Islamiyah semakin di-intensifkan lagi. Salah satu bukti
tertulis, adalah ditemukannya surat, yang berisikan korespodensi antara
Raja Sriwijaya dengan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, pada sekitar tahun
100H .
Palembang, Kota Darussalam
Sekitar tahun 1993, Pierre-Yves Manguin
melakukan observasi dan berpendapat bahwa pusat Sriwijaya berada di
Sungai Musi antara Bukit Seguntang dan Sabokingking (terletak di Kota
Palembang, Provinsi Sumatera Selatan).
Di dalam sejarahnya, Palembang banyak
melahirkan Ulama dan Para Wali ALLAH. Telah sama kita pahami, saat
berdiri Kerajaan Demak (Kerajaan Islam pertama di tanah Jawa), yang
menjadi sultan pertama adalah putera kelahiran Palembang, yang bernama
Raden Fatah.
Selain itu Palembang merupakan daerah
yang untuk pertama kalinya diterapkan undang-undang tertulis yang
berlandaskan syariat Islam bagi masyarakat Nusantara. Hal tersebut
sebagaimana tercantum di dalam kitab Simbur Cahaya, yang disusun oleh
Ratu Sinuhun.
Di sekitar Palembang, pada sekitar tahun
1650 M (1072 H), di pelopori Syech Nurqodim al Baharudin (Puyang Awak),
pernah berkumpul sekitar 50 alim ulama dari berbagai daerah, seperti
dari Kerajaan Mataram Islam, Pagaruyung, Malaka dan lain sebagainya,
yang menghasilkan beberapa keputusan, diantaranya memunculkan perluasan
dakwah Islam di Nusantara.
Dan di daerah ini juga melahirkan
seorang ulama terkemuka Syech Abdul Shomad Al Palimbani (1704-1789),
yang merupakan Ulama Melayu yang paling menonjol di abad ke-18M.
Melalui karyanya fi Fadha’il Al-Jihad,
telah menjadi sumber utama berbagai karya tentang jihad dalam Perang
Aceh, selain itu beliau juga diketahui menulis beberapa surat, kepada
Para Penguasa di Nusantara, untuk melakukan perang suci terhadap kaum
kolonial.
Dan daftar nama akan semakin panjang,
apabila Para Ulama dan Wali ALLAH yang berasal dari wilayah lain (di
luar Palembang Darussalam) di-ikut sertakan, seperti : Sumatera, Jawa,
Semenanjung Malaka dan lain sebagai-nya (yang dahulunya juga termasuk di
dalam Kedatuan Sriwijaya).
Mungkinkah Negeri Samudra, yang dimaksud Rasulullah adalah Sriwijaya, yang berpusat di sekitar Sungai Musi ?
WaLlahu a’lamu bishshawab
Catatan :
1. Ahli Sejarah, biasanya meng-informasikan…
– Rasulullah wafat, sekitar tahun 632 M…
– Sriwijaya berdiri, sekitar tahun 500 M s.d 670 M,
– Samudra Pasai berdiri, sekitar tahun 1267 M…
– Sriwijaya berdiri, sekitar tahun 500 M s.d 670 M,
– Samudra Pasai berdiri, sekitar tahun 1267 M…
Sriwijaya yang usianya 600 tahun lebih tua daripada Samudra Pasai, logisnya tentu lebih dahulu memeluk Islam…
Untuk sama dipahami, di wilayah Aceh
sebelum Kerajaan Samudra Pasai, kita mengenal keberadaan Kerajaan
Jeumpa, dan dipesisir Barat pulau Sumatera, kita mengenal Kota Pelabuhan
Barus…
Kemungkinan wilayah Jeumpa, Barus dan
Sriwijaya merupakan negeri-negeri awal masuknya Islam di Nusantara
(silahkan kunjungi : Misteri Pemeluk Islam Pertama di Nusantara)…
Akan tetapi, dari ketiga negeri ini,
yang dikenal memiliki wilayah yang cukup luas dan disebut sebagai Nagara
Maritim (Samudra) terbesar adalah Kerajaan Sriwijaya…
2. Kemaharajaan Sriwijaya telah ada
sejak 671 M sesuai dengan catatan I Tsing, sementara dari Prasasti
Kedukan Bukit pada tahun 682 M diketahui imperium ini di bawah
kepemimpinan Dapunta Hyang Jayanasa.
Diperkirakan pada sekitar tahun 500 M,
akar cikal bakal Kerajaan Sriwijaya sudah mulai berkembang di sekitar
wilayah Bukit Siguntang.
Dan masa ke-emasan Sriwijaya, sebagai
negara maritim terbesar di Asia Tenggara, terjadi pada abad ke-9 M. Pada
masa itu, Sriwijaya telah menguasai di hampir seluruh kerajaan-kerajaan
Asia Tenggara, antara lain: Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya,
Thailand, Kamboja, Vietnam dan Filipina.
Sriwijaya juga men-dominasi Selat Malaka
dan Selat Sunda, yang menjadikan-nya sebagai pengendali rute
perdagangan rempah dan perdagangan lokal.
Di dalam Sejarah Melayu dan Hikayat
Raja-Raja Pasai, terdapat sebuah hadits yang menyebutkan Rasulullah
menyuruh para sahabat untuk berdakwah di suatu tempat bernama Samudra,
yang akan terjadi tidak lama lagi di kemudian hari.
“…Pada zaman Nabi Muhammad Rasul Allah salla’llahu ‘alaihi wassalama tatkala lagi hajat hadhrat yang maha mulia itu, maka sabda ia pada sahabat baginda di Mekkah, demikian sabda baginda Nabi: “Bahwa sepeninggalku ada sebuah negeri di atas angin samudera namanya. Apabila ada didengar khabar negeri itu maka kami suruh engkau (menyediakan) sebuah kapal membawa perkakas dan kamu bawa orang dalam negeri (itu) masuk Islam serta mengucapkan dua kalimah syahadat. Syahdan, (lagi) akan dijadikan Allah Subhanahu wa ta’ala dalam negeri itu terbanyak daripada segala Wali Allah jadi dalam negeri itu“….
Kaum sejarawan Melayu memperkirakan
negeri samudra yang dimaksud adalah Kerajaan Samudra Pasai, namun
pendapat ini bukan tidak ada kelemahan, hal ini dikarenakan Kerajaan
Samudra Pasai baru muncul 600 tahun setelah wafatnya Rasulullah.
Muncul dugaan negeri yang dimaksud
adalah sebuah negeri maritim yang dikelilingi samudra, yang mencapai
masa ke-emasan sekitar 50 tahun setelah wafatnya beliau, yang dikenal
dengan nama Sriwijaya.
Sriwijaya dan Dakwah Islam
Terlepas apakah memiliki hubungan dengan
keberadaan Hadis Rasulullah maupun tidak, Nusantara (yang merupakan
daerah dikelilingi Samudra), telah dijadikan lahan dakwah, di masa
ketika Rasulullah masih hidup.
Hal ini bisa dibuktikan dengan
ditemukannya nisan Syeikh Rukunuddin di Barus (Fansur), yang
diperkirakan merupakan salah seorang sahabat Rasulullah.
Dan ketika negeri maritim, (Sriwijaya)
muncul, dakwah Islamiyah semakin di-intensifkan lagi. Salah satu bukti
tertulis, adalah ditemukannya surat, yang berisikan korespodensi antara
Raja Sriwijaya dengan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, pada sekitar tahun
100H .
Palembang, Kota Darussalam
Sekitar tahun 1993, Pierre-Yves Manguin
melakukan observasi dan berpendapat bahwa pusat Sriwijaya berada di
Sungai Musi antara Bukit Seguntang dan Sabokingking (terletak di Kota
Palembang, Provinsi Sumatera Selatan).
Di dalam sejarahnya, Palembang banyak
melahirkan Ulama dan Para Wali ALLAH. Telah sama kita pahami, saat
berdiri Kerajaan Demak (Kerajaan Islam pertama di tanah Jawa), yang
menjadi sultan pertama adalah putera kelahiran Palembang, yang bernama
Raden Fatah.
Selain itu Palembang merupakan daerah
yang untuk pertama kalinya diterapkan undang-undang tertulis yang
berlandaskan syariat Islam bagi masyarakat Nusantara. Hal tersebut
sebagaimana tercantum di dalam kitab Simbur Cahaya, yang disusun oleh
Ratu Sinuhun.
Di sekitar Palembang, pada sekitar tahun
1650 M (1072 H), di pelopori Syech Nurqodim al Baharudin (Puyang Awak),
pernah berkumpul sekitar 50 alim ulama dari berbagai daerah, seperti
dari Kerajaan Mataram Islam, Pagaruyung, Malaka dan lain sebagainya,
yang menghasilkan beberapa keputusan, diantaranya memunculkan perluasan
dakwah Islam di Nusantara.
Dan di daerah ini juga melahirkan
seorang ulama terkemuka Syech Abdul Shomad Al Palimbani (1704-1789),
yang merupakan Ulama Melayu yang paling menonjol di abad ke-18M.
Melalui karyanya fi Fadha’il Al-Jihad,
telah menjadi sumber utama berbagai karya tentang jihad dalam Perang
Aceh, selain itu beliau juga diketahui menulis beberapa surat, kepada
Para Penguasa di Nusantara, untuk melakukan perang suci terhadap kaum
kolonial.
Dan daftar nama akan semakin panjang,
apabila Para Ulama dan Wali ALLAH yang berasal dari wilayah lain (di
luar Palembang Darussalam) di-ikut sertakan, seperti : Sumatera, Jawa,
Semenanjung Malaka dan lain sebagai-nya (yang dahulunya juga termasuk di
dalam Kedatuan Sriwijaya).
Mungkinkah Negeri Samudra, yang dimaksud Rasulullah adalah Sriwijaya, yang berpusat di sekitar Sungai Musi ?
WaLlahu a’lamu bishshawab
Catatan :
1. Ahli Sejarah, biasanya meng-informasikan…
– Rasulullah wafat, sekitar tahun 632 M…
– Sriwijaya berdiri, sekitar tahun 500 M s.d 670 M,
– Samudra Pasai berdiri, sekitar tahun 1267 M…
– Sriwijaya berdiri, sekitar tahun 500 M s.d 670 M,
– Samudra Pasai berdiri, sekitar tahun 1267 M…
Sriwijaya yang usianya 600 tahun lebih tua daripada Samudra Pasai, logisnya tentu lebih dahulu memeluk Islam…
Untuk sama dipahami, di wilayah Aceh
sebelum Kerajaan Samudra Pasai, kita mengenal keberadaan Kerajaan
Jeumpa, dan dipesisir Barat pulau Sumatera, kita mengenal Kota Pelabuhan
Barus…
Kemungkinan wilayah Jeumpa, Barus dan
Sriwijaya merupakan negeri-negeri awal masuknya Islam di Nusantara
(silahkan kunjungi : Misteri Pemeluk Islam Pertama di Nusantara)…
Akan tetapi, dari ketiga negeri ini,
yang dikenal memiliki wilayah yang cukup luas dan disebut sebagai Nagara
Maritim (Samudra) terbesar adalah Kerajaan Sriwijaya…
2. Kemaharajaan Sriwijaya telah ada
sejak 671 M sesuai dengan catatan I Tsing, sementara dari Prasasti
Kedukan Bukit pada tahun 682 M diketahui imperium ini di bawah
kepemimpinan Dapunta Hyang Jayanasa.
Diperkirakan pada sekitar tahun 500 M,
akar cikal bakal Kerajaan Sriwijaya sudah mulai berkembang di sekitar
wilayah Bukit Siguntang.
Dan masa ke-emasan Sriwijaya, sebagai
negara maritim terbesar di Asia Tenggara, terjadi pada abad ke-9 M. Pada
masa itu, Sriwijaya telah menguasai di hampir seluruh kerajaan-kerajaan
Asia Tenggara, antara lain: Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya,
Thailand, Kamboja, Vietnam dan Filipina.
Sriwijaya juga men-dominasi Selat Malaka
dan Selat Sunda, yang menjadikan-nya sebagai pengendali rute
perdagangan rempah dan perdagangan lokal.