Banyak riwayat yg tidak shahih tentang masalah ini, hanya satu hadits berikut yg dishahihkan sebagian ahli ilmu, yaitu:
يَنْزِلُ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ, فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ, إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
“Alloh Tabaraka wa Ta’ala turun kepada makluk-Nya pada malam nishfu Sya’ban, lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan“.
Hadis Shahih. Diriwayatkan dari jalan beberapa sahabat yaitu Muadz bin Jabal, Abu Tsa’labah al-Hutsani, Abdullah bin Umar, Abu Musa al-Asy’ari, Abu Hurairah, Abu Bakar ash-Shiddiq, Auf bin Malik, dan Aisyah (Lihat Silsilah Ahadits ash-Shahihah 3/135139/no. 1144 oleh al-Albani dan Husnul Bayan oleh Masyhur Hasan).
Faedah hadits ini:
- Malam Nishfu Sya’ban adalah memiliki keutamaan yang shahih, hanya saja tidak ada amalan khusus baik puasa, sholat, perayaan dll.
- Penetapan sifat turun bagi Allah, sesuai dengan Keagungan Allah dan tidak serupa dengan makhluknya.
- Penetapan ketinggian Allah di atas langitnya sebagaimana telah ditegaskan dalam Al Quran, hadits, ijma’, akal, dan fithroh.
- Luasnya kasih sayang Allah dan ampunanNya kepada para hamba.
- Bahaya dosa syirik yang merupakan dosa paling besar dan kedzaliman yang sangat.
- Anjuran menjernihkan hati dari segala permusuhan, kedengkian, serta menggantinya dengan saling cinta dan mengasihi antar sesama, terutama sebelum puasa.
Selamat mengamalkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar