Termasuk dari rahmat-Nya, Allah menciptakan hamparan dunia
begitu indah lengkap dengan keragaman muatannya. Menganugerahkan kepada
manusia berbagai kekayaan penuh pesona. Anak, istri, harta, tahta, dan
dunia seluruhnya begitu menyejukkan mata. Allah berfirman,
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ
وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ
وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ
الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآب
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan
kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta
yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang
ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi
Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali ‘Imran: 14)
Ayat di atas menjelaskan bahwa mencintai wanita dan dunia
adalah fitrah manusia. Seorang laki-laki tidak dilarang mencintai wanita
selama aplikasi cintanya tidak melanggar syariat. Seorang manusia tidak
dilarang mencintai dunia selama kecintaannya tidak mennjerumuskan
kepada maksiat. Namun sadarkah, sejatinya di balik keindahan itu semua
adalah fitnah (ujian) untuk manusia?
Para ulama menjelaskan, tatkala Allah menjadikan dunia
terlihat indah di mata manusia, ditambah dengan berbagai aksesorisnya
yang memikat, mulailah jiwa dan hati condong kepadanya. Dari sini
manusia terbagi menjadi dua kubu sesuai dengan pilihannya. Sebagian
orang menjadikan seluruh anugerah tesebut sebagai tujuan hidupnya.
Seluruh pikiran dan tenaga dikerahkan demi meraihnya, hal itu sampai
memalingkan mereka dari ibadah. Akhirnya mereka tidak peduli bagaimana
cara mendapatkannya dan untuk apa kegunaannya. Ini adalah golongan
orang-orang yang kelak menerima azab yang pedih. Sedangkan golongan yang
kedua adalah orang-orang yang sadar bahwa tujuan penciptaan dunia ini
adalah untuk menguji manusia, sehingga mereka menjadikannya sarana untuk
mencari bekal akhirat. Inilah golongan yang selamat dari fitnah,
merekalah yang mendapat rahmat Allah[1].
Wanita, Ujian Terbesar Kaum Laki-laki
Di antara pesan agung yang bisa kita petik dari ayat di
atas bahwa wanita, dunia, dan seisinya adalah fitnah (ujian) bagi
manusia. Akan tetapi di antara fitnah-fitnah tersebut yang paling besar
dan paling dahsyat adalah fitnah wanita. Oleh karena itu Allah menyebut
pada urutan yang pertama sebelum menyebut anak-anak, harta, dst. Oleh
karena itu pula Imam Ibnu Hajar mengatakan, “Allah menyebut wanita pada
urutan yang pertama sebelum menyebut yang lainnya. Ini memberikan sinyal
bahwa fitnah wanita adalah induk dari segala fitnah.”
Ungkapan Imam Ibnu Hajar ini selaras dengan hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan dari Usamah Bin Zaid. Beliau bersabda,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita.” (HR. Bukhari: 5096 dan Muslim: 2740)
Hadis ini tidak berlebihan. Karena fakta memang telah
membuktikan. Meskipun wanita diciptakan dengan kondisi akal yang lemah,
namun betapa banyak lelaki yang cerdas, kuat gagah perkasa, dibuat lemah
tunduk di bawahnya. Meskipun para wanita diciptakan dengan
keterbatasannya, namun betapa banyak para penguasa jatuh tersungkur
dalam jeratnya. Meskipun wanita dicipta dengan keterbatasan agama, namun
betapa banyak ahli ibadah yang dibuat lalai dari Tuhannya.
Tidak sedikit seorang miliader kaya raya nekad berbuat
korupsi demi istri tercinta. Tidak jarang darah tertumpah, pedang
terhunus, karena wanita. Betapa banyak orang waras dengan akal yang
sempurna menjadi gila gara-gara wanita. Bahkan sering kita jumpai
seorang laki-laki rela bunuh diri demi wanita. Atau yang lebih parah
dari itu semua entah berapa orang mukmin yang mendadak berubah menjadi
kafir gara-gara wanita. Pantaslah jika rasulullah mengatakan fitnah
wanita adalah fitnah yang luar biasa.
Bahkan betapa umat terdahulu hancur binasa juga gara-gara wanita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan dalam sabdanya,
إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خضرة، وَإِنَّ اللهَ
مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّــقُوا
الدُّنْــيَا وَاتَقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِـي
إِسْرَائِـيلَ كَانَتْ فِي النِسَاءِ
“Sesungguhnya dunia ini begitu manis nan hijau. Dan
Allah mempercayakan kalian untuk mengurusinya, Allah ingin melihat
bagaimana perbuatan kalian. Karenanya jauhilah fitnah dunia dan jauhilah
fitnah wanita, sebab sesungguhnya fitnah pertama kali di kalangan Bani
Israil adalah masalah wanita” (H.R. Muslim: 2742)
Apa Kata Ahli Ilmu?
Semenjak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
mengingatkan umatnya dari bahaya fitnah wanita, para ulama juga tidak
henti-hentinya mengingatkan umat ini dari ancaman tersebut. Banyak
untaian nasihat mereka yang telah diabadikan di dalam
literatur-literatur mereka.
Yusuf Bin Asbath mengatakan, “Seandainya aku mendapat
amanah untuk menjaga baitulmal, saya optimis bisa melaksanakannya. Namun
jiwaku tidak akan merasa aman jika dipercaya untuk berduaan dengan
seorang wanita sekalipun dari kalangan negro, meski sesaat saja.”[2]
Sufyan Ats-Tsauri mengatakan, “Silakan kau suruh aku
menjaga rumah mewah penuh harta melimpah, namun jangan kau suruh aku
menjaga wanita yang tidak halal bagiku meskipun berupa budak yang hitam
legam.”[3]
Said bin Musayyib mengatakan[4], “Tidak ada yang saya
takutkan melebihi ketakutanku terhadap wanita”. Kita lihat betapa beliau
sangat takut dengan fitnah wanita, padahal usia beliau saat itu sudah
menginjak umur 84 tahun. Tidak hanya itu, penglihatan beliau juga sudah
rabun, itu pun yang bisa dipergunakan hanya tinggal satu mata. Namun
demikian beliau masih tidak merasa aman dari fitnah wanita.
Bertakwalah Wahai Kaum Pria..
Bahaya fitnah wanita bukan sekadar teori untuk diketahui,
akan tetapi yang lebih urgen adalah mengambil langkah preventif untuk
menghindar dan antisipasi. Cukuplah firman Allah dan sabda nabi serta
perkataan ulama di atas menjadi bahan pertimbangan bagi kita untuk coba
menantang fitnah tersebut, apa lagi mencicipi.
Sabar dan takwa kepada Allah serta menjaga hak-hak-Nya,
itulah cara untuk membebaskan diri dari fitnah ini. Dengan bekal takwa,
seorang laki-laki mampu menahan pandangannya, menahan hasrat jiwanya.
Dengan bekal takwa pula Allah akan memberikan penjagaan kepada
hamba-Nya.
Allah telah membuktikan penjagaan-Nya kepada nabi Yusuf
‘alaihis salam dari fitnah Zulaikha lantaran beliau bertakwa, menjaga
hak-hak Allah Ta’ala[5].
وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَى
بُرْهَانَ رَبِّهِ كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ
إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
“Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan
perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula)
dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya.
Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan
kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” (QS. Yusuf: 24)
Sadarlah Wahai Kaum Hawa..
Tulisan ini bukan dimaksudkan untuk mendiskreditkan para
wanita yang begitu ringkih dan lemah. Apa lagi sampai menuduh mereka
makhluk yang menjadi sumber petaka, jahat dan keji. Tidak sama sekali…
Akan tetapi penulis hanya ingin berkongsi ilmu serta
mengingatkan, bahwa di balik kelemahan wanita tersimpan potensi yang
sangat luar biasa untuk menggoda serta membinasakan laki-laki yang kuat
perkasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan kepada para
wanita di zaman beliau,
مَا رَأَيْتُ مِنْ نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرجل الحازم من إحداكن
“Aku tidak melihat ada manusia yang kurang akal dan agamanya, namun mampu meluluhkan nalar lelaki perkasa selain kalian”
Seandainya pun Anda tidak memiliki kecantikan, kedudukan,
dan kesempatan seperti apa yang dimiliki Zulaikha, akan tetapi Anda
harus tahu barangkali tidak ada lelaki saat ini yang mampu menahan
fitnah wanita seperti Yusuf.
Jika demikian halnya, hendaklah setiap wanita berusaha
menjaga diri. Jangan sampai ia menyebabkan para lelaki berpaling dari
Allah atau menyebabkan mereka bermaksiat kepada Allah. Baik itu
suaminya, orang tuanya, saudaranya, ataupun orang lain.
Sungguh maha adil Allah, ketika Allah memberikan kesempatan
sebesar-besarnya kepada para wanita untuk menjadi fitnah terbesar di
dunia, Allah juga memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada mereka
untuk menjadi perhiasan termahal dunia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda,
الدنيا متاع، وخير متاع الدنيا المرأة الصالحة
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim: 1467)
Kisah Fitnah Dalam Sejarah..
Sebagai penutup, berikut kita simak beberapa kisah klasik yang sempat mengubah sejarah akibat fitnah wanita. Di
antaranya adalah kisah nabi Adam dan Hawa yang sudah tidak asing bagi
kita. Ketika Iblis merasa putus asa lantaran tidak bisa menggoda Adam
Kisah Shalih sang muazin[6]. Dikisahkan ada seorang pemuda
bernama Shalih sang Muazin. Suatu ketika saat ia menaiki menara untuk
mengumandangkan azan, ia melihat seorang gadis nasrani yang rumahnya
berada di sisi masjid.
Ternyata peristiwa itu membuat sang pemuda jatuh hati dan terfitnah. Ia pun mendatangi rumahnya dan mengetuk pintunya.
“Siapa?” Tanya sang gadis.
“Saya Shalih tukang adzan.”
Sang gadis pun membukakan pintu untuknya. Tatkala sudah masuk ke dalam rumah, sang pemuda berusaha memeluknya.
“Apa-apaan ini..! Kalian ini orang yang diberi amanat..!” teriak sang gadis mengingatkan.
“Kau ingin saya bunuh atau melayani keinginanku?” jawab pemuda.
“Saya tidak sudi. Saya tidak mau melayanimu kecuali jika kamu meninggalkan agamamu..!”
Pemuda tersebut mengatakan, “Aku telah berlepas diri dari agamaku dan dari ajaran Muhammad.”
Sang pemuda semakin mendekat. Sang pemuda mulai tersungkur
bertekuk lutut dalam pelukan jerat-jerat asmara. Saat itulah sang gadis
menyuruhnya untuk memakan daging babi dan menengguk minuman keras. Sang
pemuda menurut bagai kerbau yang dicocok hidungnya. Ketika sang pemuda
sedang dalam keadaan mabuk berat, ia disuruh untuk naik loteng. Akhirnya
sang pemuda jatuh dan mati dalam keadaan kafir. Wal’iyyadzubillah.
Ibnul Jauzi mengatakan, “Waspadalah..! –semoga Allah
merahmatimu- jangan sampai engkau berani menantang sumber fitnah, sebab
orang yang mendekatinya akan jauh dari keselamatan. Jika waspada darinya
identik dengan keselamatan, sebaliknya menantangnya identik kebinasaan.
Sangat jarang orang yang mendekati fitnah mampu selamat dari
jeratnya.”[7]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar